Koalisi AS Gagal Bebaskan Pilot Yordania yang Disandera ISIS

RAQQA, CITRAINDONESIA.COM- Dua kali misi penyelamatan yang dilakukan pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) untuk membebaskan pilot pesawat tempur Yaman yang disandera Islamic State of Iraq and Syria (ISS), berakhir dengan kegagalan pada Kamis (1/1/2015) malam.

Seperti dilansir Ibtimes, Jumat (2/1/2015), misi itu dilakukan di Provinsi Raqqa, Irak, sebuah wilayah yang saat ini dikuasai ISIS, sekaligus yang menjadi lokasi jatuhnya pesawat tempur milik Yordania setelah ditembak dengan rudal antipesawat oleh ISIS.

“Kedua misi penyelamatan itu memiliki target menyelamatkan sejumlah sandera, termasuk Muath al-Kasasbeh, pilot pesawat Yordania yang ditembak jatuh itu, dan kini disandera ISIS,” jelas media tersebut.

Abu Ibrahim al-Raquaoui, seorang aktivis di Raqqa yang juga administrator the Secret anti-ISIS Campaign Raqqa is Being Slaughtered Silently, menjelaskan, operasi penyelamatan itu dilakukan sekitar 20 km di timur pusat kota Raqqa.

“Ada dua operasi penyelamatan yang dilakukan semalam, tapi gagal,” katanya.

Lima pesawat koalisi dilaporkan melayang rendah di atas kota itu, dan 12 serangan udara dilakukan di pinggiran kota yang dikuasai ISIS tersebut.

Misi yang berhasil menghancurkan sejumlah bangunan yang diduga sebagai basis ISIS ini, juga melibatkan pesawat pengintai.

Di ujung lain kota itu, tepatnya di daerah Rumelia yang berada di timur laut Raqqa, dua helikopter tempur menerjunkan puluhan anggota pasukan khusus untuk menyelamatkan para sandera yang diduga ditahan di salah satu bangunan di kawasan itu, namun pengerahan pasukan ini disergap pasukan ISIS dengan tembakan dari senjata berat.

Saksi mata mengatakan, mereka mendengar suara tembakan dan suara helikopter tempur menderu-deru, berputar-putar di daerah itu.

Diserang dengan tembakan berat dari militan ISIS, kedua helikopter itu batal mendarat, dan pergi. Namun pasukan yang telah diterjunkan, melakukan perlawanan, sehingga terjadi baku tembak sengit di sekitar al-Saqiya Street, di mana helikopter mencoba mendarat.

Upaya lain yang dilakukan adalah mencoba mendarat di sebuah pedesaan di timur Raqqa, di antara desa-desa di daerah Alekershi. Namun di sini pun pasukan koalisi disergap militan ISIS, dan pertempuran sengit juga terjadi.

Juli lalu, Pasukan Khusus juga mencoba menyelamatkan beberapa sandera dari Amerika dan Inggris yang ditahan ISIS di daerah al-Ekershi, sebuah pedesaan di timur Raqqa, tapi juga gagal, dan serangan ini membuat ISIS memindahkan lokasi penawanan para sanderanya ke tempat lain.

Pasukan tentara Yordania dilaporkan terlibat dalam operasi pada Juli itu, karena beberapa saksi mata mengatakan, mereka melihat tentara mengenakan seragam tentara Yordania dalam serangan itu.

Dua tentara Amerika dikabarkan terluka dalam serangan di dekat kamp pelatihan Osama bin Laden itu.

Seperti diketahui, pada 25 Desember lalu, saat pasukan koalisi menggempur posisi ISIS di Raqqa, pejuang militan kelompok radikal itu berhasil menembak jatuh salah satu pesawat dari Yordania yang terlibat dalam penyerangan.

Pilot pesawat itu, Muath al-Kasasbeh, ditangkap ISIS dan hingga kini disandera. (kris)

Source : http://citraindonesia.com/koalisi-gagal-bebaskan-pilot-yordania-yang-disandera-isis/

media activist from the city of Raqqa, student at the Faculty of Law at the University of the Euphrates. Director of the Media Office of Raqqa, founding member of "Raqqa is Being Slaughtered Silently", founding member of the documentary project of "Sound and Picture". I work in documenting violations committed by Assad's regime and ISIS group and extremist organizations inside the city of Raqqa, as I work in programming, design and visual media. I hold a certificate of coach in digital security, and a certificate of journalist coach, and a certificate in documenting violations against human rights, and a certificate in electronic advocacy. I underwent a training under the supervision of "Cyber-Arabs" in collaboration with the Institute for War and Peace "IWPR", about the management of electronic websites and leadership of advocacy campaigns, and a training of press photography under the supervision of the photojournalist "Peter Hove Olesen".